oleh Desy
Oktaviani
Semua
ini berawal dari social
media.
Semenjak beberapa tahun silam, sosial media benar-benar telah
memengaruhi kehidupan pribadiku. Kemunculan Facebook, dan Twitter tak
bisa kupungkiri dengan cepat dan mudah telah mengubah kehidupanku.
Hari itu, sekitar setahun lalu, saat masih duduk di bangku kelas satu
SMA, aku tengah memperhatikan sekitarku dari koridor depan kelas.
Melihat kebawah, memperhatikan gerak-gerik kakak kelasku yang saat
itu sudah di bangku kelas 3. Ya, itulah kebiasaanku saat istirahat
dan saat guru bidang studi absen. Diam dan memperhatikan sekitar.
Di
balkon kelas itu, sekitar setahun lalu, aku melihat seorang gadis
bertubuh mungil, cantik, senyumnya manis, rambutnya indah dan satu
hal yang membuatku selalu ingat padanya, ia selalu mengenakan pita di
rambutnya. Membuat ia terlihat semakin cantik. Wajahnya familiar
sekali. Kini aku mulai mengingat kejadian itu lagi. Ternyata ia kakak
kelasku sewaktu di Sekolah Menengah Pertama. Setelah mencari tahu dan
bertanya ke teman-teman sebaya, akhirnya aku tahu, Mira namanya. Nama
yang indah dan cocok untuk perempuan sepertinya. Entah mengapa, mulai
saat itu aku mulai sering memperhatikannya.
“Kriiiiiinnggggg...”
Bel
sekolahpun berbunyi. Petanda kalau proses belajar-mengajar telah
selesai. Siang itu aku tengah membaringkan tubuh di kasur kamar yang
selama dua tahun ini menjadi tempat melepas lelah dan penat setelah
seharian beraktivitas. Saat itu, statusku adalah seorang pelajar dan
juga pengguna aktif sosial media, khususnya Twitter. Seperti biasa,
siang itu aku membuka akun Twitter pribadi. Di timeline,
aku melihat seorang temanku me-ReTweeted dari
akun Twitter bernama @miraelsya. Yap, ini adalah akun twitternya
Mira, kakak kelasku yang akhir-akhir ini sering kuperhatikan.
Singkat
cerita, beberapa bulan kemudian aku mulai mengenal Kak Mira lebih
dekat melalui Twitter. Pelahan aku pun tahu bahwa Kak Mira memiliki
seorang kekasih yang juga ketua osis di sekolahku. Kak Mira adalah
gadis yang ramah, dan karena keramahannya itu dia membuka dirinya
untuk siapa saja yang ingin mengenalnya lebih dekat, walau hanya
sebatas berbalas mention.
Entah bagaimana ceritanya, sejak saat itu aku menjadi merasa
benar-benar dekat dengannya. Setahun berlalu, Kak Mira harus
meninggalkan bangku SMA dan melanjutkan studinya ke perguruan tinggi.
Universitas Indonesia adalah salah satu perguruan tinggi tujuannya.
Hari itu ia akan mengikuti Simak UI. Aku langsung membuka ponselku
dan mengetik pesan yang berisikan doa untuknya. Lalu dia pun menjawab
dengan penuh keyakinan. Sekitar seminggu kemudian, aku menanyakan
hasil simak UI-nya. Ia gagal, namun ia tak pernah berlarut-larut
dalam kesedihan. Ia bangkit dan yakin kalau tuhan memiliki rencana
lain yang lebih baik untuknya. Sekarang ia melanjutkan studinya di
Universitas Multimedia Nusantara. Universitas swasta yang terbilang
baru namun memiliki kualitas yang tak kalah dengan
universitas-universitas swasta atau negeri lainnya. Aku salut akan
semangatnya, kegigihannya dan keyakinannya akan hidup. Perempuan
cantik berambut indah itu tanpa kusadari telah membuat aku berdecak
kagum atas apa yang telah ia perbuat untuk dirinya.
Saat
itu, setahun lebih ia telah menjalin hubungan dengan kekasihnya.
Namun kini seperti ada yang berubah. Aku tak lagi melihat sapaan
hangat mereka berdua di timeline ketika
pagi. Aku tak lagi melihat candaan konyol mereka ketika sore dan
ucapan selamat tidur mereka ketika malam. Kau tahu, kekasih Kak Mira
itu satu tahun lebih muda darinya. Jadi ia adalah adik kelas Kak Mira
pada saat itu. Aku mendengar kabar bahwa sekarang hubungan mereka
telah berakhir. Tentu saja aku terkejut dengan berita itu. Pasangan
kekasih yang aku tahu selama ini baik-baik saja sekarang telah
berubah status. Tapi yang lebih mengiris hatiku adalah, kabarnya sang
laki-laki telah menyukai perempuan lain yang tak lain tak bukan
adalah teman se-angkatanku yang juga juniornya di OSIS. It’s
hard to believe!. Aku
mengkhawatirkan keadaan fisik Kak Mira saat ini, terlebih kondisi
psikologisnya. Bagaimana keadaan ia sekarang setelah mengetahui bahwa
orang yang ia cinta dan percaya selama satu tahun lebih ini dengan
mudahnya mengingkari semua janji-janjinya, melupakan jutaan kata-kata
cintanya dan melupakan semua kenangan masa lalunya, kemudian menutup
buku lama dan tanpa pikir panjang membuka lembaran baru dengan yang
lain.
Siang
itu sepulang sekolah, aku dan sahabat-sahabatku memutuskan untuk
pergi ke mall baru di kota kami untuk bersantai dan menikmati
secangkir kopi dan berberapa donat. Saat tengah asyik mengobrol,
pandanganku tertumbuk pada sesosok wanita yang dari kejauhan terlihat
tak asing lagi di mataku.
“Kak
Mira!” aku sedikit berteriak
“Hah?
Deeeessssyyyy!” ia memanggilku dan segera menyambutdengan pelukan
hangatnya.
“Yaampun,
Kak. Aku kangeeeen banget”
“Iya
sama, aku juga. Nggak nyangka bakal ketemu disini.Hehehe...”
Setelah
ikut duduk bareng, dari mulut Kak Mira aku pun mendengar bahwa
ternyata ia sudah putus dengan pacarnya. Sungguh, aku tak rela jika
harus melihat senyum yang terukir di wajahnya itu sedikit demi
sedikit terkikis dan hilang saat ia menceritakan hubungannya dulu
dengan mantan kekasihnya. Siang itu dia banyak bercerita, hingga
kamipun terlarut dalam kisahnya. Tanpa sadar, aku terus memerhatikan
wajahnya dan melihat airmata telah membendung di kelopak matanya. Aku
yang saat itu berada tepat di sampingnya refleks menangis mendengar
ceritanya, dan melihat ia tengah membendung air mata yang sebentar
lagi akan jatuh. Tapi aku tahu, Kak Mira tegar. Mungkin ia terlalu
lelah menangisi semua ini. Menghadapi kenyataan bahwa orang yang
mengajarkannya banyak hal,yaitu kesederhanaan, arti kebahagiaan dan
cinta kasih, kini memutuskan untuk pergi dari kehidupannya. Kak Mira
mengatakan bahwa mereka memiliki satu buku yang berisi janji-janji
mereka berdua saat mereka masih bersama. Bahkan mereka memiliki mimpi
untuk membangun hubungan rumah tangga dan itu dituliskan dalam sebuah
buku yang mereka tandatangani. Namun ternyata tuhan berkata lain, Kak
Mira harus menghentikan semuanya sebelum ia tersakiti terlalu jauh.
Ia yang selalu ceria dan kerap berhasil menutupi kesedihannya itu,
kini benar-benar telah kehilangan senyum indahnya. Tawa riangnya
telah berganti dengan tangis sedih.
Usai
bertemu Kak Mira siang itu, malam harinya aku memutuskan untuk
membuka blognya dengan nama akun mirabarney.blogspot.com.
Belum lagi lima menit aku membacai tulisan yang baru saja ia posting,
aku pun tak kuasa menahan airmata. Dari tulisannya, aku tahu sekarang
ia sangat terpukul dan sedang mencoba bangkit untuk menyusun kembali
serpihan-serpihan semangatnya dulu. Membaca tulisan itu membuatku
tergugah untuk memberikan dorongan untuknya agar tidak terus-menerus
berada dalambayangan masa lalu. Ia harus melihat kedepan dan
memperhatikan sekitarnya, bahwa masih banyak orang yang ingin dia
tetap menjadi Mira yang dulu. Mira yang tak henti tersenyum dan
selalu membawa kebahagiaan kepada orang di sekitarnya. Malam itu juga
aku memutuskan untuk mengomentari tulisannya. Aku berharap komentar
itu dapat sedikit mengubah keadaan psikologisnya dan membuat ia sadar
bahwa senyumnya adalah sebentuk kebahagiaan untuk orang-orang
terdekatnya.
Kak
Mira sempat terkejut membaca komentarku. Ia tidak mengira kalau aku
akan membaca blognya. Sesungguhnya, ia mau membaca komentar itu saja
sudah cukup untukku. Tapi kali ini ia memutuskan untuk memposting
komentar itu ke dalam blognya. Beginilah tulisan yang aku ketik malam
itu untuknya.
Aku
baru membaca postingan blog kakak ini jam 21:50. Diaz memberitahuku
untuk membacanya tadi pagi. Katanya ia tidak bisa menahan airmata
saat membaca tulisan kakak ini. Diaz benar. Akupun tak kuasa menahan
airmataku, Kak. Seperti kata pepatah,semakin besar pohon,semakin
besar juga angin yang menerpanya. Kakak tau artinya? Kakak adalah
pohon besar itu. Kakak adalah manusia yang sekarang sedang diberi
cobaan oleh Yang Mahakuasa. Aku percaya kakak pasti bisa menghadapi
semua ini. Karena Allahtidak akan memberikan cobaan di luar batas
kemampuan hamba-Nya. Allah sedang menyayangi kakak. Dia sedang
mengukur sampai mana kira-kira kemampuan kakak dalam menghadapi
cobaan yang diberikan-Nya.
Sekarang,sudah
tidak ada lagi yang bisa kakak harapkan dari seorang yang jelas jelas
telah mengkhianatimu,Kak. Pergi jauh-jauh dari kenangan masa lalu
itu. Meski indah, namun percayalah,Kak,tuhan pasti punya rencana
lain. Habis gelap,terbitlah terang. Anjing menggonggong,kafilah
berlalu. Nasi sudah menjadi bubur,Kak. Menyesalpun tak ada guna.
Lebih baik sekarang kakak bangkit dan buka mata selebar-lebarnya, dan
lihat di sekelilingmu. Masih banyak orang yang lebih menderita bahkan
hampir tak sanggup memikul beban yang di tanggungnya. Kakak masih
beruntung. Masih banyak orang-orang yang peduli padamu. Masih banyak
orang yang mengharap senyum manis dan tawa riangmu yang dulu,terbit
lagi di raut wajah yang ceria itu. Tersenyumlah,Kak. Tersenyum untuk
dirimu,ayah,ibu,sahabat-sahabatmu,kakak dan juga adik-adikmu.
Tersenyumlah karena Allah itu adil. Allah masih membiarkan
malaikat-malaikat kecilnya menari-nari bersamamu,Kak. Bukankah itu
sebuah kebahagiaan yang tiada tara? Jujur,akupun tak kuasa menahan
tetesan air mata setiap mengingatmu,Kak. Mengingat ceritamu,mengingat
betapa indahnya kenangan yang dulu kau miliki. Kak,yang terbaik ialah
apa yang kau miliki sekarang.
Berat
memang meninggalkan rumah yang sudah kita tinggali sejak kecil.
Meninggalkan teman-teman,tetangga,dan kenangan-kenangan yang sudah
terajut sejak kecil. Semoga kenangan-kenangan itu bisa muncul kembali
dan membuat Kakak tersenyum lagi. Tersenyum dan menyadari bahwa Kakak
tidak bisa terus-menerus tinggal di masa lalu. Kakak harus bangkit
dan terus berjalan menuju pintu masa depan yang sudah terbuka lebar
bagi orang yang hatinya mulia seperti Kakak. Karena bisa
mengikhlaskan dia yang Kakak sayang bahkan cintai, dan merelakan dia
pergi dengan yang lain. Inilah hidup,Kak,hambar rasanya bila tanpa
masalah. Beruntunglah kita orang-orang yang masih diberikan masalah
dan cobaan oleh Allah. Semua masalah dan cobaan yang datang adalah
sesuatu yang bisa menandai sampai mana kira-kira derajat kita.
Sudahkah kita menjadi manusia yang berkualitas dan cukup dewasa untuk
menyelesaikan dan menghadapi masalah tersebut.
Kak,ucapkan
selamat datang untuk semua kebahagiaan baru,semangat baru dan
senyuman yang lebih indah dari sebelumnya. Selamat datang Kak Mira
yang baru! Kak Mira yang lebih bisa menerima kenyataan. Kak mira yang
tak bisa berhenti menebar kebahagiaan. [DOV]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar