Kamu adalah setangkai mawar yang rapuh.
Berkelopak kesedihan dan akhirnya jatuh.
Kamu juga akar pohon.
Menelusup jauh ke jantung rinduku.
Menyelinap ke sela-sela jemariku.
Sore ini, kan kuguratkan wajah senja.
Dengan lirihnya kuas rindu--diatas
kanvas putih.
Bersama setumpuk rinduku yang bersemayam didalamnya.
Bolehkah aku seharian menghujanimu dengan pelukan-dekapan-kecupan di tanah kablumu?
Dalam dekap hangat tubuhmu? Bolehkah?
Sajak ini adalah setangkai rindu milikku.
Dan bila malam telah datang, aku menjadi bisu.
Di pelukan rembulan aku terpejam dan bayangmu kian jelas melukis malam.
Dalam sunyinya langit kerinduan aku memanggilmu, sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar